
WAMENA-Senin, 27 Oktober 2025-Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan secara resmi melepas 55 peserta Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mengikuti pelatihan teknis di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Pelepasan ini dilakukan oleh Asisten II Sekretaris Daerah Papua Pegunungan, Elai Giban, dalam apel pagi di lingkungan kantor pemerintah provinsi.
Dalam Arahannya, Elai Giban menyampaikan bahwa pelepasan peserta ini merupakan bagian dari program Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta SDM Provinsi Papua Pegunungan. Ia mengatakan, “Hari ini kita melepaskan peserta pelatihan BLK dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi SDM Provinsi Papua Pegunungan sebanyak 55 orang. Hari ini secara resmi kami, Provinsi Papua Pegunungan, melepaskan mereka untuk pergi mengikuti pelatihan ke Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, dengan harapan bahwa mereka akan latihan perbengkelan, baik itu perbengkelan motor roda dua dan juga roda empat serta alat berat.”
Pelatihan ini merupakan bentuk kerja sama antara Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Balai Pelatihan Provinsi Papua Barat Daya. Fasilitas pelatihan yang tersedia di Sorong menjadi tempat strategis untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam pembangunan daerah.
Elai menambahkan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat menjawab tantangan kondisi Papua secara keseluruhan, khususnya Papua Pegunungan. “Diharapkan anak-anak daerah ini setelah menimba ilmu dan dilatih, mereka bisa kembali untuk melaksanakan. Mereka-mereka ini yang jadi ujung tombak untuk membuka lapangan kerja. Kita tidak lepas, tapi nanti pemerintah provinsi Pegunungan tahun depan, jika anggaran sudah memadai, maka disiapkan untuk bergerak cepat dalam pelatihan-pelatihan,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pelatihan kali ini dilaksanakan di Kota Sorong karena fasilitas BLK tersedia di sana. “Kami kirim dan harapan mengikuti pelatihan dengan baik dan kembali kita buka lapangan kerja untuk anak-anak yang mencari kerja. Tidak hanya berharap menunggu jadi PNS, tetapi itu adalah bagian dari lapangan kerja yang bisa dibuka dan bisa merekrut yang lain,” lanjutnya.
Elai menekankan pentingnya pelatihan ini dalam mendukung pembangunan infrastruktur antar kabupaten. “Beberapa kegiatan atau program infrastruktur yang jalan di antar kabupaten, itu mereka inilah yang akan jadi ujung tombak dan jadi pelakunya. Selama ini teman-teman yang punya keterampilan yang dari luar datang, akhirnya anak-anak asli ini jadi penonton. Sehingga ini menjadi momen atau kesempatan yang baik. Dan juga dengan kondisi keamanan seperti ini, anak-anak ini langsung eksen di lapangan, melaksanakan tugas. Mereka bisa bawa alat berat, excavator atau dozer, mereka buka akses pembangunan jalan di Papua Pegunungan ini. Itu harapan daripada pemerintah daerah.”
Pelatihan ini akan berlangsung selama kurang lebih satu minggu. Setelah itu, pemerintah berencana menerapkan sistem mentor untuk terus memantau dan membina para peserta hingga mereka benar-benar menguasai keterampilan yang diberikan. Peserta pelatihan berasal dari delapan kabupaten yang ada di wilayah Papua Pegunungan.
Tidak ada komentar