
Mulia, (Selasa, 4/11)_Ditemui media, Kepala Bidang Lingkungan Hidup Dosina Wonda, SE menyampaikan bahwa pencemaran lingkungan dapat berdampak langsung pada kehidupan masyarakat, terutama di daerah aliran sungai. Penebangan pohon secara liar tanpa upaya penanaman kembali telah menyebabkan kerusakan lingkungan yang berujung pada banjir dan longsor.
“Kami melihat bahwa masyarakat sering menebang pohon di sekitar sungai tanpa menanam kembali. Akibatnya, terjadi banjir yang mengalir hingga ke muara. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Karena Kota Mulia merupakan wilayah kecil dan padat, DLHPP menilai penting untuk melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat agar mereka turut menjaga kawasan yang memiliki vegetasi penting. Salah satu langkah yang diusulkan adalah peninjauan dan penanaman kembali pohon-pohon yang telah ditebang.
“Kami tidak bisa menutup mata terhadap potensi bencana yang lebih besar seperti gempa bumi. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan alam sangat penting, termasuk menyediakan ruang hijau dan habitat yang memadai bagi hewan,” tambahnya.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan penuh dari Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya, serta didanai oleh Dana Otonomi Khusus (Otsus) Tahun 2025. DLHPP mengundang masyarakat dari berbagai wilayah, mulai dari pusat kota hingga daerah Muara, untuk mengikuti sosialisasi dan menerima materi langsung dari Kepala Dinas.
Menariknya, dalam kegiatan ini, penyampaian materi dilakukan menggunakan bahasa daerah agar lebih mudah dipahami oleh peserta. Hal ini mendapat respon positif dari masyarakat yang merasa lebih dekat dan memahami isi materi secara menyeluruh.
“Selama ini kami menggunakan bahasa Indonesia, namun kali ini kami sampaikan dengan bahasa daerah. Hasilnya, masyarakat merasa puas dan memahami dengan baik. Mereka bahkan berkomitmen untuk menyampaikan kembali informasi ini kepada lingkungan sekitar,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Perkebunan, dan Peternakan (DLHPP) Kabupaten Puncak Jaya, Eri Wonda, S.IP., M.Si., selaku pemateri menegaskan bahwa isu pencemaran lingkungan harus menjadi perhatian bersama, terutama karena wilayah Puncak Jaya tergolong kecil dan tertutup.
“Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari sungai, merusak alam, dan mengganggu keseimbangan ekosistem,” ujar Eri.
Sosialisasi ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap pengelolaan sumber daya alam, baik yang bergerak maupun tidak bergerak. Harapannya, Puncak Jaya tetap menjadi daerah yang bersih dan sehat.
“Kami ingin masyarakat memahami pentingnya menjaga lingkungan dan mengelola sampah secara bertanggung jawab demi generasi mendatang,” tambahnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya serta jajaran Pemerintah Daerah, dan dilaksanakan di berbagai titik aktivitas masyarakat seperti pasar, gereja, dan tempat umum lainnya.
Eri juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor tokoh agama, pedagang, dan masyarakat umum untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dengan lingkungan yang sehat, pembangunan daerah dapat berjalan lebih optimal.
“Puncak Jaya adalah rumah kita bersama. Mari kita rawat agar tetap bersih dan lestari,” tutupnya.
Sementara itu, salah satu peserta, Pondius Wonda, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi lingkungan di Mulia yang semakin terancam. Ia menyoroti kerusakan hutan akibat penebangan liar tanpa penanaman kembali, yang menyebabkan longsor dan kerusakan aliran sungai.
“Rumah kita di Mulia adalah tanggung jawab kita semua. Jika bukan kita yang menjaga, siapa lagi?” ujarnya.
Ia berharap kegiatan ini menjadi awal dari gerakan bersama untuk menjadikan Mulia sebagai kota yang bersih, nyaman, dan sejuk, serta mendorong kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Tidak ada komentar