Sinode GKI Berseru: Berhenti Sebarkan Hoaks atas Tragedi Anggruk

PapuaTengahNews
26 Mar 2025 06:13
2 menit membaca

JAYAPURA – Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua mengungkapkan rasa kaget dan kesedihan mendalam atas serangan brutal yang terjadi di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada 21 Maret 2025. Penembakan terhadap guru dan tenaga medis, serta perusakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, mengguncang daerah yang selama ini dikenal sebagai pusat pelayanan yang aman.

Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, didampingi Wakil Ketua I, Hezkia Rollo, dalam konferensi pers di Sekretariat Sinode GKI, menyampaikan bahwa peristiwa ini telah merusak nilai-nilai kemanusiaan, keimanan, dan pekerjaan Injil yang selama ini membawa terang bagi daerah pedalaman Papua. “Kami sangat berdukacita dan menyesalkan peristiwa ini. Anggruk adalah wilayah pelayanan kami dengan 65 jemaat yang tersebar di 9 distrik, dan selama ini sangat aman. Peristiwa ini benar-benar mengejutkan,” ujar Pdt. Andrikus.

Ia menambahkan bahwa serangan yang merenggut nyawa guru Rosalia Rerek Sogen dan melukai beberapa tenaga medis telah menutup akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitar. “Kekerasan ini tidak hanya mencederai para pelayan kemanusiaan, tetapi juga menghancurkan harapan masyarakat akan kemajuan dan pelayanan yang layak,” imbuhnya.

Sinode GKI menyerukan sejumlah langkah untuk menangani situasi ini:
– Turut berdukacita: Sinode menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan berjanji untuk segera berkoordinasi demi memastikan keselamatan warga gereja.
– Kerja sama lintas sektor: Mengimbau penatua, pendeta, aparat keamanan, dan pemerintah daerah untuk melakukan percakapan pastoral guna menenangkan masyarakat yang kini mengungsi ke hutan dalam kondisi penuh ketakutan.
– Penanganan cepat: Sinode akan mengambil langkah strategis dengan berbagai pihak untuk mengatasi dampak kekerasan di Distrik Anggruk.
– Hentikan hoaks: Menyerukan penghentian penyebaran berita palsu yang dapat memperburuk situasi.

“Kami ingin memastikan bahwa pelayanan Injil dan nilai-nilai kemanusiaan dapat terus berjalan meskipun dalam kondisi yang sulit. Kami juga berdoa agar perdamaian segera kembali ke Anggruk,” pungkas Pdt. Andrikus.

Serangan di Anggruk menjadi peristiwa yang mencoreng daerah yang selama 64 tahun sejak Pekabaran Injil masuk, tidak pernah mengalami kekerasan serupa. Sinode GKI berharap semua pihak dapat bergandengan tangan untuk memulihkan situasi dan memberikan keamanan serta harapan baru bagi masyarakat di wilayah tersebut.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    xbanner 1384x1600


    xbanner 1384x1600


    x