
Yalimo, Papua Pegunungan — 4 Oktober 2025-Bupati Kabupaten Yalimo, Dr. Nahor Nekwek, M.M., memastikan bahwa situasi di wilayahnya telah kembali kondusif pasca insiden yang terjadi saat acara doa rekonsiliasi bersama masyarakat yang sempat berujung ricuh.
Dalam pernyataan resminya, Bupati menyampaikan permohonan maaf kepada Wakil Gubernur Papua Pegunungan, serta tim dari Kementerian Sosial, atas ketidakharmonisan yang terjadi. Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut dipicu oleh miskomunikasi antara tim pelaksana dan masyarakat, terutama terkait persepsi publik terhadap dana rekonsiliasi yang disalurkan oleh pemerintah provinsi.
“Kami pemerintah Kabupaten Yalimo menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Wakil Gubernur. Kami orang Yali, dan saya anggap kami adalah kakak dan adik. Proses rekonsiliasi sudah dirancang dengan baik, termasuk tradisi bakar batu sebagai simbol perdamaian. Namun, karena koordinasi yang kurang tepat, terjadi kesalahpahaman yang memicu pelemparan dan ketegangan,” ujar Dr. Nahor Nekwek.
Bupati menegaskan bahwa tuduhan masyarakat terkait dana yang tidak disampaikan secara terbuka adalah hasil dari komunikasi yang tidak tersampaikan dengan baik. Ia menekankan bahwa pemerintah daerah tetap berkomitmen menjalankan proses rekonsiliasi secara transparan dan inklusif, demi menyelamatkan generasi muda dari dampak konflik dan rasisme.
“Rasisme adalah ancaman nyata bagi kita orang Papua, dan harus kita tolak bersama. Kami telah bentuk panitia baru yang melibatkan lima distrik, dan minggu depan akan dilanjutkan dengan kegiatan rekonsiliasi lanjutan. Pemerintah akan memberikan dukungan penuh agar proses ini berjalan lancar dan tidak terulang kembali,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Yalimo juga telah menugaskan Wakil Bupati untuk melakukan koordinasi lanjutan dengan masyarakat dan memastikan laporan dari lima distrik tersampaikan dengan baik.
Dengan langkah-langkah ini, Bupati berharap masyarakat Yalimo dapat kembali bersatu dan membangun masa depan yang damai dan bebas dari diskriminasi
Tidak ada komentar