Bedah Buku di Uncen: Riko Pekei Angkat Realitas Anak Jalanan Papua

PapuaTengahNews
30 Okt 2025 05:14
6 menit membaca

JAYAPURA- Buku karya Riko Pekei tentang “Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Harapan)” dilaunching dan dibedah secara resmi di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Cenderawasih (Fisip Uncen), Jayapura, Papua, Rabu (29/10/2025).

Kegiatan launching dan bedah buku ini dibuka langsung oleh Dekan Fisip Uncen yang diwakili oleh Wakil Dekan I, Eduard M. Johanis Kocu dan dihadiri langsung oleh Panelis, Guru Besar Sosiologi Uncen, Profesor (Prof) Avelinus Lefaan, Direktur Yayasan Pelita Papua, sekaligus Pekerja Sosial (Peksos), Amoye Pekei, Editor Buku, Roberthus Yewen dan puluhan mahasiswa Program Studi Sosiologi dan mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kesos) Fisip Uncen.

Wakil Dekan I Fisip Uncen, Eduard Kocu memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya kegiatan launching dan bedah buku yang ditulis oleh salah satu alumni Program Studi Kesos Fisip Uncen, Riko Pekei.

“Mewakili pimpinan fakultas, kami memberikan apresiasi dan merasa senang serta bangga, atas kegiatan akademik yang dilakukan hari ini (kemarin-red), yakni launching dan bedah buku yang ditulis oleh salah satu alumni Fisip Uncen,” ungkapnya dalam sambutan.

Eduard berharap, buku tentang Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Harapan) yang ditulis oleh Riko Pekei ini memberikan dampak terhadap kebijakan pemerintah daerah kedepan dalam penanganan anak jalanan, tetapi juga menambah studi literatur bagi keberlangsungan riset-riset yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa yang ada di Fisip Uncen dan universitas maupun sekolah tinggi lainnya yang ada di Indonesia.

Tanggapan Guru Besar Sosiologi Uncen, Prof Ave Lefaan

Senada dengan itu, Guru Besar Sosiologi Uncen, sekaligus pemberi pengantar dalam buku Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Harapan), Prof Avelinus Lefaan menyambut baik launching dan bedah buku yang dilakukan oleh penulis buku Riko Pekei.

Menurut prof yang akrab disapa Ave ini bahwa launching dan bedah buku hari ini menjadi bagian penting dari ruang ekspresi yang dilakukan oleh bapak/ibu dosen, tetapi juga para mahasiswa, terutama yang berkaitan dengan bedah buku tersebut.

“Buku tentang Potret Anak Jalanan yang ditulis oleh Riko Pekei ini menampilkan salah satu bagian dari permasalahan sosial yang terjadi tidak hanya di daerah lain, tetapi berada di Jayapura dan beberapa kota yang ada di Papua,” ujarnya.

Ave berharap, melalui buku ini mampu memberikan masukan-masukan yang konstruktif dan membangun bagi pemerintah daerah di Papua, sehingga memiliki keseriusan dalam penanganan anak jalanan yang ada di Papua.

“Buku ini dianggap penting, karena mendasarkan tulisannya pada observasi langsung, berfungsi sebagai karya akademis yang dapat menjadi dasar kebijakan pemerintah, sekaligus kontrol sosial yang menunjukkan bahwa masalah anak jalanan sudah ada di Papua. Jika tidak diatasi, masalah ini akan menjadi beban bagi negara,” jelasnya.

‎Prof Lefaan membeberkan bahwa masalah anak jalanan seringkali disebabkan oleh latar belakang orang tua yang tidak mampu atau ‘broken home’. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal ini, perlu ada pendidikan luar sekolah yang lebih intensif bagi orang tua, serta persiapan yang matang sebelum menikah, khususnya dalam aspek ekonomi untuk membiayai anak-anak terkait kesehatan, ekonomi, dan kegiatan sosial lainnya.

‎”Terdapat tantangan di Papua banyak orang tua mulai menelantarkan anak-anak mereka. Secara data, jumlah anak jalanan di Papua mungkin terlihat sedikit, namun fenomena ini diibaratkan gunung menunjukkan banyak kasus tersembunyi yang belum tertangani dan berkontribusi pada tingkat kemiskinan,” katanya.

‎Menghadapi persoalan sosial ini, tidak hanya pemerintah yang diharapkan berperan, tetapi juga partisipasi masyarakat. Pentingnya administrasi kesejahteraan sosial yang baik, dengan pencatatan data penduduk, tingkat ekonomi, dan masalah dasar kehidupan masyarakat secara akurat, ditekankan untuk perumusan kebijakan yang tepat.

‎”Permasalahan di lapangan seperti anak jalanan dapat menjadi bahan kajian bagi mahasiswa, menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik. Mahasiswa diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah melalui tulisan skripsi, tesis, dan disertasi mereka untuk membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan mengatasi anak jalanan,” ujarnya.

Model Penanganan Anak Jalanan di Luar Panti

Sementara itu, salah satu Panelis dari Direktur Yayasan Pelita Papua, sekaligus Pekerja Sosial (Peksos), Amoye Pekey mengatakan, buku Potret Anak Jalanan yang ditulis oleh Riko Pekei menampilkan model penanganan anak jalanan yang berbeda seperti biasanya.

“Model yang ditulis dalam buku ini adalah model penanganan anak jalanan di luar panti yang selama ini diterapkan oleh Komunitas Mobile School terhadap anak jalanan di Jayapura,” ujarnya.

Menurut Amoye, dengan adanya model penanganan anak jalanan di luar panti ini menjadi salah satu acuan yang sangat penting, sehingga menjadi sebuah rujukan, sebelum anak jalanan dianggap layak ditempatkan di rumah singgah atau panti untuk penanganan lanjutan, sehingga benar-benar mandiri.

“Kalau kita lihat memang ini perjuangan yang panjang, dimana ada sebuah model yang disusun secara baik, sehingga menjadi acuan dalam penanganan anak jalanan di luar panti atau di jalanan,” ujarnya.

Amoye berharap, melalui buku Potret Anak Jalanan ini sebenarnya memberikan gambaran tentang penanganan anak jalanan di luar panti yang dilakukan selama ini oleh Komunitas Mobile School dibawah Yayasan Pelita Papua.

“Kami berharap, dengan buku ini akan memberikan dampak positif bagi pemerintah daerah, sehingga adanya penanganan yang serius terhadap anak jalanan yang ada di Jayapura dan kota lain di Papua,” ucapnya.

Serius Menangani Masalah Anak Jalanan

Penulis Buku Potret Anak Jalanan (Antara Kenyataan dan Hambatan), Riko Pekei merasa senang dan gembira, sebab buku pertamanya bisa diterbitkan dan hari ini (kemarin-red) dilaunching dan dibedah di kampsu almamaternya sendiri, yakni Fisip Uncen.

“Saya merasa bangga, karena ini buku perdana saya yang sudah diterbitkan dan dilaunching serta dibedah secara langsung di Kampus Fisip Uncen. Ini merupakan kebanggaan tersendiri sebagai alumni,” ujarnya.

Selaku penulis, Riko penyadari bahwa buku Potret Anak Jalanan yang ditulis olehnya masih berbagai kekurangan, meskipun demikian, mantan Ketua HMJ Sosiologi Fisip Uncen ini berharap kedepan masalah mengenai anak jalanan menjadi salah satu isu sosial yang perlu diangkat melalui riset-riset oleh para mahasiswa lainnya yang ada di Fisip Uncen.

“Sebagai penulis saya menyadari bahwa buku ini memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penting sekali untuk dijadikan rujukan kedepan untuk melakukan riset-riset lagi, terkait dengan penanganan anak jalanan yang ada di Papua,” ungkapnya.

Riko berharap, melalui buku Potret Anak Jalanan ini, pemerintah daerah kedepan, baik di wilayah Jayapura dan kabupaten/kota lain di Papua bisa lebih serius dalam memberikan perhatian dan penanganan yang berkelanjutan terhadap pendidikan anak jalanan yang ada di daerahnya masing-masing.

“Setiap anak jalanan membutuhkan perhatian dan sentuhan. Kami berharap pemerintah daerah bisa hadir secara serius dengan melibatkan berbagai stekholder terkait, terutama komunitas-komunitas peduli anak jalanan, sehingga bersama-sama mengatasi persoalan tersebut kedepannya,” harapnya. (Rilis)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    x